Nosel.id Jakarta- Di jantung Kalimantan Tengah, bersemayam sebuah dedikasi tulus untuk masa depan bangsa.
Silvia Hembu, seorang perempuan yang lahir dan besar di Pulang Pisau, Kalimantan Tengah , kini menghabiskan hari-harinya dengan energi positif di kota Palangka Raya.
Dibesarkan dalam keluarga sederhana namun utuh, ia diajarkan untuk tidak pernah menyerah menghadapi tantangan.
Bekal prinsip sederhana inilah yang kini menjadi fondasi kokoh dalam setiap langkah pengabdiannya bagi remaja di daerahnya.
Kini, Silvia mengabdi sebagai seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) di salah satu kementerian di Provinsi Kalimantan Tengah, tepatnya di Kota Palangka Raya.
Namun, jabatannya bukan sekadar tugas administratif.
Ia diberi amanah yang penuh arti sebagai pengelola program bina ketahanan remaja.
Dalam peran ini, ia menjadi pembina remaja, dan juga berperan sebagai kakak Genre (Generasi Berencana) untuk wilayah Kalimantan Tengah.
Sebutan “kakak” ini bukanlah formalitas belaka, melainkan cerminan dari posisinya sebagai sahabat dan tempat curhat yang tepercaya bagi para remaja.
Komitmennya tidak berhenti di situ. Silvia juga aktif menyuarakan pentingnya kesehatan mental dan memberikan dukungan bagi remaja.
Lebih dari itu, ia bahkan dipercaya menjadi penanggung jawab program Gerakan Ayah Teladan Indonesia untuk tingkat provinsi, sebuah peran yang menunjukkan betapa ia melihat pendidikan generasi muda sebagai tanggung jawab kolektif, melibatkan seluruh elemen keluarga.
Dalam perjalanannya, tentu ada suka dan duka yang mewarnai hari-hari Silvia. Sukacitanya terpancar jelas ketika ia bercerita tentang kedekatannya dengan para remaja.
“Andai bukan karena profesipun aku tetap memilih mencintai adek-adek remaja di Kalteng,” ujarnya.
Baginya, menemani mereka bertumbuh dalam pencarian jati diri, merencanakan masa depan sebagai generasi yang berencana, dan menjadi figur kakak adalah sebuah panggilan hati.
Namun, tantangan geografis Kalimantan Tengah yang luas menghadirkan duka tersendiri.
“Dukanya jangkauan luas banget, aku cuman bisa ketemu sebagian besar mereka secara online,” keluhnya.
Keterbatasan pertemuan fisik ini adalah tantangan nyata dalam membangun kedekatan emosional dan memberikan pendampingan yang maksimal.
Di balik semua kesibukannya, harapan Silvia sangat jelas dan mulia.
Ia berharap semua program yang dijalankannya dapat bermanfaat bagi masyarakat, khususnya keluarga dan remaja.
Impian besarnya adalah melihat remaja yang tidak hanya sehat secara fisik, tetapi juga secara mental, serta menjadi pribadi yang berkualitas hidupnya.
Filosofi yang dipegangnya pun menggambarkan kedalaman pemikirannya tentang pentingnya peran masyarakat dalam membimbing generasi penerus. Ia percaya,
“Masa depan bangsa ada di tangan generasi muda, tapi arah langkah mereka ditentukan dari seberapa peduli kita hari ini.”
Source image: Silvia