Nosel.id Jakarta- Perjalanan hidup Yulina Neri atau disapa Neri ini bagaikan mozaik indah yang tersusun dari berbagai tempat, budaya, dan pilihan berani.
Perempuan yang menyebut dirinya sebagai “blasteran” ini telah menjalani peran yang beragam: dari melayani penumpang di ketinggian ribuah kaki hingga mengurus rumah tangga di tanah, dan kini menemukan kegembiraan baru di lapangan padel.
Ceritanya adalah sebuah refleksi tentang merayakan setiap fase kehidupan dengan syukur dan keyakinan.
Asal-usul Neri adalah cerita tentang keberagaman yang harmonis.
Lahir di Kediri, Jawa Timur, saat ayahnya sedang bertugas di sana, ia membawa darah Betawi dan Sumatra dari orang tuanya.
“Kalo ditanya asal mana? Aku blasteran,” katanya sambil tertawa.
Meski memiliki darah dari berbagai daerah, hati kecilnya memilih Kediri sebagai kampung halaman.
Kenangan masa kecil yang indah tentang makanan enak dan keramahan penduduknya membuatnya rindu untuk suatu hari bisa kembali bernostalgia ke kota kelahirannya.
Karir Neri dimulai di atas awan. Pada tahun 2009, ia menjalani profesi sebagai pramugari di pesawat komersil, sebuah pekerjaan yang penuh dengan petualangan dan pelayanan.
Di tahun 2016, ia beralih ke dunia yang lebih eksklusif dengan menjadi pramugari di private jet.
Namun, di puncak karirnya, pada tahun 2018, ia membuat keputusan yang berani: pensiun untuk memilih menjadi ibu rumah tangga.
Keputusan ini mencerminkan prinsipnya bahwa hidup adalah tentang prioritas dan pilihan yang tepat pada waktunya.
Di tengah kesibukan barunya sebagai ibu rumah tangga, ia menemukan padel.
“Awal mula suka padel karena aku memang suka olahraga yg ada game nya sambil ngisi waktu,” ujarnya.
Bagi Neri, padel bukan sekadar olahraga, tetapi sebuah komunitas.
Suka yang terbesar adalah bisa bertemu banyak teman baru. Sebaliknya, dukanya justru datang jika seminggu tidak bermain.
“Duka nya paling kalo seminggu ngk padel,” katanya dengan canda.
Meski mengaku iseng hanya pernah sekali ikut turnamen, ia menunjukkan komitmen dengan berlatih minimal tiga kali seminggu, menjadikan padel sebagai bagian dari rutinitas sehatnya.
Harapannya untuk kehidupan ini sederhana namun mendalam: “semua berjalan baik dengan selalu bersyukur.”
Filsafat hidupnya adalah hidup harus dinikmati, sebuah prinsip yang ia jalani dengan sepenuh hati.
Pesan yang ingin ia sampaikan kepada semua orang begitu bijak dan relevan di era media sosial ini:
“Jangan pernah membandingkan hidupmu dengan orang lain.
Ketika kita belajar bersyukur atas hal kecil, kita akan mampu melihat betapa besar nikmat yang telah diberikan.”
Source image: neri