Bagi Erie Widiayanti, Bogor bukan sekadar tempat ia dilahirkan, tapi sebuah sensasi yang melekat di ingatan.
“Kota hujan yang selalu bikin kangen,” ujarnya dengan khas. “Apalagi kalau after hujan, sejuknyaaa bukan main…”
Kenangan akan haju yang menyegarkan dan udara yang sejuk itu seperti sumber energi yang selalu memanggilnya.
Tapi Erie bukanlah perempuan yang hanya berdiam merindukan hujan kotanya. Di tengah kesibukannya, ia sedang aktif merintis sebuah usaha di bidang yang sangat ia cintai: kesehatan.
Röra Mom & Baby Care adalah wujud nyata dari passion dan kepakarannya.
“Btw, aku seorang bidan,” katanya dengan nada bangga yang tulus.
“Aku seneng banget bisa bantu banyak orang khususnya ibu dan anak.” Di balik kata-kata itu, terpancar sebuah panggilan jiwa.
Bagi Erie, menjadi bidan dan melayani ibu serta anak-anak bukanlah sekadar profesi, melainkan sebuah misi untuk berbagi manfaat.
Namun, kehidupan Erie tidak hanya berputar di sekitar klinik dan dunia kesehatan.
Ada sebuah hobi yang mungkin bagi sebagian orang terlihat menantang: berkuda. Awalnya, ia diajak oleh saudaranya untuk sekadar mencoba.
“First impressionku jujur takut banget,” akunya, “apalagi tenaga kuda kan kuat banget yaa.”
Rasa takut itu wajar, namun Erie memilih untuk tidak menyerah pada ketakutan itu.
“Tapiii makin sering aku latihan aku jadi tau berkuda itu bisa melatih mental, mengasah jiwa kepemimpinan, dan pastinya bikin sehat fisik.”
Di atas pelana kuda, Erie menemukan lebih dari sekadar olahraga. Ia menemukan sebuah metafora hidup.
Mengendalikan hewan yang kuat itu mengajarkannya tentang ketegasan, kesabaran, dan kepercayaan diri, kualitas yang sangat ia butuhkan sebagai seorang bidan dan pengusaha.
Seperti halnya dalam hidup, suka dan duka pun hadir dalam hobinya ini.
“Sukanya berkuda ituu bisa bikin mood aku naik lagi, badan jadi sehat, juga menambah relasi.”
Di tengah kesibukannya merintis usaha, menunggang kuda menjadi terapi jiwa yang menyegarkan.
Namun, “Dukanya sihhh kalau udah jatoh atau tarik-tarikan sama kuda, bisa bikin badan sakit semua.”
Jatuh dan pegal-pegal adalah pengingat bahwa proses menaklukkan tantangan memang tidak pernah mudah, tetapi selalu ada pelajaran di baliknya.
Harapannya untuk masa depan selaras dengan panggilan jiwanya yang tulus.
“Semoga aku selalu bermanfaat bagi banyak orang, baik itu dari ilmuku, tenagaku, pendapatanku, dan lain-lainnya.”
Ini adalah doa yang sederhana namun mendalam, mencerminkan hati seorang yang ingin terus memberi.
Erie meninggalkan kita dengan sebuah filosofi yang powerful, sebuah prinsip yang mungkin menjadi kompas dalam hidupnya:
“Sekarang pilihannya cuma dua: menghindari kegagalan atau mencapai kesuksesan. Kamu berhak atas pilihanmu sendiri.”
Source image: Erie